Bukan Sekedar Menguasai dan Menetapkan Hukum

Kekhalifahan dan kepemimpinan yang dimaksud bukanlah sekedar menguasai dan menetapkan hukum, namun juga memiliki kemampuan untuk membangun dan memakmurkan–bukan merusak dan membinasakan

Juga kemampuan untuk merealisasikan keadilan dan ketenangan– bukan menzalimi ataupun membuat kekacauan

Serta kemampuan untuk memuliakan kehidupan manusia–bukan untuk meremehkannya dan menjerumuskannya pada status kebinatangannya.

Kehidupan dalam Pandangan Al Qur’an, Dr Ahzami Samiun Jazuli

Merawat Semangat Kemerdekaan bersama Pak Natsir

Sedikit review Buku Percakapan Antar Generasi: Pesan Perjuangan Seorang Bapak

= = =

Dalam rentang tahun 86-87, beberapa pemuda melakukan wawancara seri kepada Pak M. Natsir untuk berdialog dan juga menimba ilmu. Pemuda tersebut antara lain adalah Amien Rais, Kuntowijoyo, AW Pratiknya, Yahya Muhaimin, dan Endang S Anshari.

Kisahnya, tape recorder selalu menemani forum belajar tersebut sehingga terkumpul beberapa seri rekaman. Mungkin harapannya untuk menjadi sebuah sarana pembelajaran bagi generasi berikutnya. Pikiran, gagasan, dan, kritikan sang pelaku dan saksi sejarah Indonesia dari intelektual Islam tentu menjadi sebuah harta yang tak ternilai harganya.

Namun qadarullah, pada tahun 90an rekaman tersebut hancur karena hujan dan atap yang bocor. Alhamdulillah tidak semua hasil percakapan antar generasi tersebut hilang. Beberapa hasil wawancara tersebut telah didokumentasikan dalam sebuah buku berjudul Pesan Perjuangan Seorang Bapak. Namun entah berapa persen hasil diskusi tersebut yang berhasil didokumentasikan dalam buku ini.

Buku setebal 134 halaman ini berisi sebuah puisi pembuka, tujuh bagian (bab) utama, sebuah bagian dokumentasi foto, dan diakhiri biografi singkat Pak Natsir dan para pewawancara. Judul-judul bab utama tersebut adalah Kebangkitan Islam, Gagasan-Gagasan Pembaharuan Islam, Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah, Umat Islam dan Rekayasa Sosial, Dakwah dan Pengembangan Masyarakat, Islam dan Kebudayaan : Potret Sejarah, dan Dunia Islam Internasional.

Bab utama tersusun dengan format tanya jawab. Diskusi yang terjadi dalam tiap bab tidak selalu fokus terhadap judul dari bab karena banyak irisan topik dengan bab lain.

= = =

Continue reading “Merawat Semangat Kemerdekaan bersama Pak Natsir”

Wangi

Rendam dalam detergent wangi Violet dan Raspberry,
Bilasan terakhir tuangkan softener wangi Sunrise Fresh,
Setrika dengan percikan wangi Tropical Dance,
Simpan dalam lemari yang wanginya didapat dari sublimasi kamper,

Akhirnya saat memakai pakaian telah tiba, ..tapi jangan lupa memakai parfum dengan wangi Cuddle terlebih dahulu.
.
Mungkin memang diri ini kotor,…atau memang sekedar hipnotis konsumerisme.

IMG_20200614_163216.jpg

Kandasnya Seluruh Ragu

IMG_20190605_160758.jpg

Salah satu nama yang ia sandang adalah Yaqin. Karena ia menjadi pembatas antara keraguan dan keyakinan.

Kedatangannya melenyapkan seluruh tingkatan keraguan, baik dalam tahap Dzān, Syaq, atau berapa pun persen keraguan yang ada dalam hati.

Hilangnya keraguan memunculkan keyakinan yang tak tergoyahkan akan kebenaran yang sebenarnya.

Setelah mengetahui kebenaran, maka terbitlah penyesalan. Yang durhaka menyesali kejahatannya. Yang taat dan selamat pun menyesali mengapa ia tidak berbuat baik lebih banyak.

(Catatan 2017 awal, Dauroh InPas oleh Ust Kholili)

Minimalism: Usaha Menambal Kegelisahan Hidup

Minimalism : A Documentary About the Important Things (2015)

https://www.imdb.com/title/tt3810760/

Film dokumenter ini bercerita mengenai budaya konsumerisme dan usaha manusia, khususnya di USA, untuk menambal kekosongan dalam jiwanya. Usaha untuk menjawab kegelisahan dalam mencari tujuan dan arti hidupnya.

Prof Abdullah Shahab dalam salah satu kajiannya mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang bertanya. Dari berbagai pertanyaan yang berputar dalam pikiran manusia terdapat pertanyaan hakikat. Pertanyaan hakikat adalah pertanyaan yang apabila tidak ditanyakan maka kita akan kehilangan petunjuk. Namun apabila pertanyaan tersebut telah ditanyakan dan kita mengambil jawaban yang salah, maka kita akan tersesat.

Contoh pertanyaan tersebut adalah pertanyaan mengenai Tuhan, hakikat alam, hakikat manusia, tujuan hidup dan mati, tentang baik dan buruk, kebahagiaan, dan seterusnya.

Di dokumenter ini diceritakan bahwa dalam menjawab arti hidup dan kebahagiaan, banyak orang mengisi kekosongan hidupnya dengan berbagai macam materi. Maka timbullah konsumerisme dan materialisme yang tentu saja diprakarsai, didukung, dan disambut hangat oleh kapitalis.

Saat tumpukan materi ternyata tak mampu meredam kegelisahan, maka mereka mulai mencari berbagai usaha untuk menyejukkan jiwanya. Salah satunya dengan minimalism. Meski film dokumenter ini berjudul minimalism, namun isinya tidak banyak membahas bagaimana cara hidup dengan minimalis. Film ini lebih fokus mengkritisi konsumerisme dan juga semacam wake up call untuk mengurangi konsumerisme. Format film ini terdiri dari pandangan para pakar kemudian cerita dan pendapat dari para pelaku minimalis yang khususnya fokus kepada dua orang penulis buku yaitu Ryan dan Joshua (kayaknya dokumenter ini juga malah terkesan mempromosikan buku mereka, ironi hhe).

*kalo tertarik, film-nya ada di archive.org

Paling Dekat

14 tahun yang lalu, untuk mengisi jeda di sebuah acara, seorang MC bertanya kepada para peserta.

“Apa yang paling dekat dengan kita?”

Tanpa kemudahan sarana dan akses ke sumber informasi seperti sekarang, para peserta pun mencoba menjawab sepengetahuannya.

Berbagai jawaban yang menarik, rasional, dan berhujjah pun terlontar.

Malaikat pencatat Amal? Allah? Amal perbuatan? Dosa? Jin? Bakteri? Kekasih?

Sang MC membenarkan jawaban² tersebut, namun belum ada yang menjawab sesuai konteks yang diinginkan si MC.

Menyerah. Akhirnya si MC mengemukakan jawabannya. 

Jawaban tersebut ternyata berasal dari Maqolah Hujjatul Islam Imam al Ghazali.

Peserta pun diam berfikir sejenak. Lalu seorang anak bertanya alasan mengapa hal tersebut menjadi hal yang paling dekat?

“Karena sesuatu yang pasti akan terjadi namun kita tidak tahu kapan terjadinya adalah yang paling dekat dengan kita”